Rabu, 19 Juni 2013

ALAT DETECTOR KANKER PAYUDARA TUMOR DLL


Add caption







Para dokter merekomendasikan agar wanita berusaha mengetahui bagaimana pada normalnya payudara mereka terlihat dan terasa. Ini seringkali disebut gerakan “PerikSA PayuDara  SendiRI”.  Sebagian besar wanita mengetahui bahwa mereka harus memperhatikan apabila ada benjolan yang tidak biasa. Meskipun begitu ada beberapa perubahan pada payudara yang juga harus anda perhatikan.

Meliputi :
• Perubahan ukuran atau bentuk payudara anda
• Perubahan di kulit, terutama lesung atau lekukan
• Perubahan pada tampilan seperti puting payudara tertarik ke dalam
• Nyeri pada payudara yang tidak hilang setelah haid
• Terjadi benjolan atau penebalan jaringan payudara
Gambar – gambar berikut adalah contoh payudara yang normal dan sehat



Sella Breast Care & Detector adalah produk yang sederhana dan mudah digunakan.
Tetapi kami sangat menyarankan anda agar tetap meluangkan beberapa waktu untuk membaca
instruksi/petunjuk berikut dan menyimpannya untuk refrensi/ panduan di kemudian hari.
Hal-hal penting untuk diperhatikan :
• Buat ruangan segelap mungkin (matikan lampu penerangan)
• Tempelkan Sella Breast Care & Detector di bawah salah satu payudara anda dan amati
• Tahan Sella Breast Care & Detector dan tekan rapat pada kulit payudara anda
• Gunakan cermin agar anda dapat melihat lebih jelas
• Periksa sekitar payudara – termasuk bawah lengan dan diatas dada.
 
 Pada umumnya payudara yang lebih besar atau lebih padat akan membutuhkan pengaturan cahaya yang lebih tinggi.

Pada stadium awal beberapa jenis Malignancies alirah darah bertambah pada daerah itu. Pembuluh darah baru terbentuk melalui proses yang disebut angiogenesis.




Mass Of Chaotic Blood vessels around a           Photograph of malignant lesion illuminated by
malignant lesion                                             Sella Breastcare & Detector

Mengapa saya perlu memeriksa daerah gelap? Foto – foto ini adalah beberapa contoh hal
yang perlu anda waspadai


*Catatan: gambar –gambar di atas dibuat hanya sebagai ilustrasi dan bukan fotogra­ klinis. Sella
Breast Care & Detector sebaiknya hanya digunakan sebagai tambahan dari rutinitas gerakan perksa payudara sendiri anda. Ini bukanlah pengganti. Wanita yang sedang melakukan terapi dokter untuk skrining payudara rutin sangat disarankan untuk melanjutkan. Sella Breast Care & Detector bukanlah pengganti skrining mamograf­.
Sella Breast Care & Detector memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang dapat dilihat manusia. Ini sangatlah aman dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada kulit maupun jaringan payudara.
Dikarenakan kekuatan cahayanya, Sella Breast Care & Detector akan menjadi sedikit hangat selama penggunaan. Ini bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

Penjelasan ilmiah Sella Breast Care & Detector
‑ ­Sella Breast Care & Detector didesain untuk memaksimalkan transmissi cahaya melewati jaringan payudara. Meskipun begitu, hanya sebagian kecil cahaya yang sepenuhnya akan dapat melewati. Dan inilah yang akan anda lihat ketika anda menggunakan produk ini. Itulah mengapa, Sella Breast Care & Detector harus digunakan diruangan yang sangat gelap. Cahaya merah/orange didesain untuk memberikan perbedaan yang jelas sehingga anda mampu melihat secara detil dan maksimal. Penyinaran cahaya dari Sella Breast Care & Detector dapat terlihat dan anda dapat menggunakan Sella Breast Care & Detector sesering yang anda sukai tanpa perlu mengkhawatirkan efek samping yang berbahaya. Ketika cahaya mengenai pembuluh darah pada payudara, cahaya ini akan diserap oleh hemoglobin pada sel darah merah. Ini membuat pembuluh dara pada payudara terlihat seperti garis gelap.

Yang Mungkin Belum Anda Ketahui Mengenai Kanker Payudara
Apa itu kanker payudara?
Sel tubuh mengalami siklus pertumbuhan dan kemunduran secara teratur, yang prosesnya dikendalikan oleh gen dalam inti sel. Apabila gen mengalami gangguan, maka pertumbuhan sel tidak lagi terkontrol sehingga mengganggu fungsi tubuh. Sel yang tumbuh tidak terkontrol tersebut disebut kanker. Bila terjadi pada payudara, maka dinamakan kanker payudara. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker payudara dapat menyebar ke kulit, limpha, liver, otak, paru, dan organ lainnya melalui peredaran darah.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak diderita oleh wanita Indonesia setelah kanker leher rahim.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara:
  • Keluarga dekat (ibu dan saudara perempuan) ada yang sudah terkena. Sekitar 20% penderita kanker payudara memiliki saudara yang juga terdiagnosis kanker tersebut.
  • Menstruasi terlalu awal (<di bawah 12 tahun) atau terlambat menopause (> 50 tahun)
  • Usia di atas 50 tahun. Kanker payudara memang menyerang semua wanita tanpa memandang usia, namun semakin meningkat usia wanita, semakin besar risikonya. Wanita di atas 50 tahun memiliki risiko kanker payudara hingga 5-7%.
  • Tidak pernah melahirkan anak atau memiliki anak pertama di atas 30 tahun.
  • Merokok dan mengkonsumsi alkohol.
Belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa radiasi ponsel dan konsumsi minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Gejala Kanker Payudara
Kanker payudara pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, pada stadium yang lebih lanjut salah satu atau beberapa gejala berikut mungkin dirasakan:
  • Benjolan atau penebalan di dalam atau di sekitar payudara dan ketiak.
  • Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
  • Keluarnya cairan dari puting susu.
  • Perubahan warna atau bentuk kulit di sekitar payudara, areola, dan puting susu.
Ingat bahwa gejala-gejala tersebut di atas tidak selalu disebabkan oleh kanker payudara. Infeksi dan kista payudara juga bisa menimbulkan gejala yang sama. Bila Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Diagnosis
Deteksi kanker payudara bisa dilakukan dengan:
  • Perabaan. Dokter atau Anda sendiri bisa melakukan perabaan untuk mengetahui keberadaan, ukuran dan tekstur kanker payudara. Tidak semua kanker payudara bisa dideteksi dengan perabaan.
  • Mamografi. Mamografi (foto sinar X payudara) adalah etode yang sangat efektif untuk mendeteksi kanker payudara secara dini, pada saat masih dapat disembuhkan. Mamografi bahkan bisa mendeteksi kanker sebelum stadium 0 (carcinoma in situ), di mana tumor sudah terbentuk namun belum menyebar. Namun demikian, sekitar 10% kanker payudara yang terdeteksi lewat perabaan tidak terdeteksi melalui mamografi. Bila hasil mamografi Anda negatif, namun Anda atau dokter merasakan adanya kanker, sebaiknya lakukan mamografi ulang.
  • Ultrasonografi. Bila setelah dilakukan mamografi ternyata didapati ada lesi yang mencurigakan, dokter bisa menyarankan ultrasonografi. Dengan memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi, ultrasonografi dapat membedakan antara jenis lesi kanker yang padat dan yang cair.
Perkembangan Kanker Payudara
  • Stadium 0: Sel-sel kanker belum mengganggu jaringan tubuh lainnya (non invasif).
  • Stadium I: Sel-sel kanker sudah mendesak dan mengganggu jaringan normal di sekelilingnya. Ukuran tumor memiliki ukuran sampai 2 centimeter namun belum mempengaruhi kelenjar limpha.
  • Stadium II : Kanker berukuran antara 2 sampai 5 centimeter atau sudah menjalar ke kelenjar limpha di bawah ketiak. Kelenjar limpha yang terpengaruh belum saling mendesak atau mengganggu jaringan di sekitarnya.
  • Stadium IIIA : Kanker berukuran lebih dari 5 centimeter atau sudah sangat mempengaruhi kelenjar limpha. Kelenjar-kelenjar limpha saling merapat atau mendesak jaringan sekitarnya.
  • Stadium IIIB: Kanker sudah menjalar ke kulit, dinding rongga dada dan kelenjar limpha mamari di bawah rusuk. Pada stadium ini kanker dapat menjadi sangat ganas sehingga menimbulkan peradangan di sebagian atau seluruh dada.
  • Stadium IV: Penyebaran kanker telah melampaui dada, ketiak dan kelenjar limpha hingga ke leher, paru, liver, tulang belakang dan otak.
Terapi Kanker Payudara
Penanganan atau terapi kanker payudara tergantung pada usia pasien, stadium kanker, jenis kanker dan tingkat penyebarannya. Berikut adalah jenis terapi yang mungkin dilakukan:
  • Pembedahan, termasuk mastektomi (pengambilan seluruh payudara) atau lumpektomi (pengambilan jaringan kanker dari payudara dan menyembuhkan sisanya dengan penyinaran radiasi)
  • Radiasi sel kanker untuk menurunkan ukuran kanker dan menghilangkan keluhan.
  • Kemoterapi, pemberian obat anti kanker dan terapi hormon untuk menurunkan risiko timbulnya kembali kanker.
Benjolan di Payudara, Biasanya Bukan Kanker
Ketika melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), Anda mungkin merasakan benjolan atau perubahan tekstur di payudara Anda. Seperti umumnya perempuan lain, Anda mungkin menjadi cemas. Apakah kanker? Anda bertanya-tanya. Anda ingin segera menemui dokter untuk mengetahuinya. Untunglah, ada kabar baik bagi Anda. Sebagian besar benjolan di payudara bukanlah kanker. Sekitar 80% benjolan payudara disebabkan oleh salah satu kondisi berikut yang tidak berbahaya:
1. Kista payudara
Pada beberapa wanita, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi dapat menciptakan kista payudara. Kista payudara adalah kantung berisi cairan yang tidak berbahaya. Kantung ini tumbuh dan membesar di kelenjar susu dan jaringan sekitarnya. Ketika diraba, kista payudara terasa sebagai benjolan yang halus dan licin, seperti balon air. Selain berbentuk benjolan, kista juga dapat menimbulkan penebalan pada jaringan payudara.
Kista payudara biasanya tumbuh di kedua sisi payudara, yang dapat berubah-ubah ukuran dan kepadatannya selama siklus menstruasi Anda. Kista payudara dapat tunggal atau jamak (multipel), yang berada di dekat permukaan atau lebih dalam, di dekat dinding dada. Jika kista lebih dekat dengan permukaan, Anda lebih mudah menemukan dan membedakannya dari benjolan lain. Tetapi jika lebih dalam, Anda lebih sulit untuk dibedakannya dari benjolan payudara jenis lain, karena tersembunyi di balik lapisan jaringan payudara yang mungkin padat dan keras.
Kista payudara umumnya muncul pada wanita usia 30 sampai 50-an, tapi paling sering ditemukan pada wanita yang mendekati menopause. Wanita pasca menopause kurang cenderung memiliki kondisi ini.
Kista payudara tidak memerlukan pengobatan, tetapi dokter Anda dapat menyarankan tindakan medis untuk menghapusnya. Dokter dapat melakukan aspirasi jarum halus dengan jarum suntik. Prosedur ini menyedot cairan dari dalam kista sehingga membuatnya kempis.
3. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang paling umum ditemukan pada payudara wanita. Bentuknya berupa benjolan padat, bulat, dan kenyal yang bergerak bebas pada payudara ketika didorong dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Fibroadenoma adalah hasil dari pertumbuhan berlebihan pada kelenjar penghasil susu (lobulus) dan jaringan payudara di sekitarnya.
Fibroadenoma paling sering ditemukan pada wanita usia antara 20 dan 30-an. Kecuali pada kasus yang jarang terjadi, tumor ini tidak berkembang menjadi kanker dan biasanya mengecil sendiri setelah menopause. Namun, seringkali sulit untuk memastikan bahwa sebuah benjolan adalah fibroadenoma, bukan kanker payudara. Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah mengambilnya atau melakukan biopsi terhadapnya.
Fibroadenoma yang berukuran besar bisa membuat tidak nyaman dan menimbulkan stres. Jika ketidaknyamanan sudah dirasakan sangat mengganggu, dokter mungkin memberikan kontrasepsi oral atau obat lain untuk mengurangi rasa sakit di sekitar waktu siklus haid.
4. Papiloma intraduktus
Papiloma intraduktus adalah benjolan kecil non-kanker di dalam saluran susu payudara (duktus laktiferus), yang biasanya tampak seperti bintil-bintil di sekitar puting susu. Bila berada di bawah puting susu, benjolan ini tidak selalu bisa dirasakan/diraba. Papiloma intraduktus dapat ditemukan pada kedua sisi payudara dan mungkin menyebabkan keluarnya cairan puting (nipple discharge). Karena keluarnya cairan puting adalah juga tanda kanker payudara, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut.
Tumor jinak yang umumnya memengaruhi wanita usia 45 sampai 50 tahun ini tidak memerlukan pengobatan. Jika gejala tidak kunjung hilang atau mengganggu, dokter mungkin merekomendasikan untuk membuangnya, berikut jaringan duktus laktiferus yang terpengaruh.
5. Nekrosis lemak
Kondisi ini terjadi akibat trauma (cedera tiba-tiba) pada payudara, meskipun Anda mungkin tidak menyadari telah mengalaminya. Trauma tersebut menyebabkan terbentuknya gumpalan lemak mati tunggal yang tidak menyakitkan. Selain karena trauma, pembedahan dan radiasi di payudara juga dapat menyebabkan nekrosis lemak.

11 Faktor Risiko Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker wanita paling umum nomor satu dan pembunuh nomor dua di Indonesia (setelah kanker leher rahim). Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementerian Kesehatan pada tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama jumlah pasien rawat inap kanker di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).
Apakah Anda termasuk salah satu calon mangsanya?
Untuk mengetahuinya, ketahuilah faktor- faktor risiko mengembangkan kanker payudara berikut:
1. Umur
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke atas. Jika Anda mengalami menopause terlambat (setelah umur 55),  risiko Anda lebih besar lagi. Secara umum, risiko mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.
2. Riwayat kanker payudara
Jika Anda pernah memiliki kanker di salah satu payudara, Anda berisiko lebih tinggi bahwa payudara lainnya juga akan terkena.
Kalkulator Risiko Kanker Payudara
Bila Anda adalah wanita berusia 35 tahun atau lebih, silakan menilai risiko Anda terkena kanker payudara dengan Kalkulator Risiko Kanker Payudara.
Bila Anda diketahui memiliki risiko sedang atau tinggi, mulailah menerapkan langkah-langkah pencegahan dan disiplin melakukan skrining berkala dengan SADARI dan mamografi.
3. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda memiliki kanker payudara (terutama sebelum usia 40), risiko Anda lebih tinggi. Risiko berlipat dua bila ada lebih dari satu anggota keluarga inti Anda yang terkena kanker payudara. Memiliki kerabat non-inti dengan kanker payudara (misalnya tante, nenek atau sepupu perempuan) juga meningkatkan risiko Anda.
4. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua Anda ketika memiliki anak pertama Anda, semakin besar risiko Anda terkena kanker payudara. Risiko juga meningkat jika Anda sudah berusia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak.
5. Perubahan payudara
Perubahan payudara sering terjadi pada hampir semua wanita. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Namun, beberapa perubahan mungkin adalah tanda-tanda kanker. Jika Anda memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
6. Usia saat menstruasi pertama
Jika Anda mulai menstruasi di usia dini (sebelum 12 tahun), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
7. Terapi radiasi di dada
Jika Anda harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara Anda) sebelum usia 30 tahun, Anda memiliki kenaikan risiko. Semakin muda Anda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko Anda terkena kanker payudara di kemudian hari.
8. Kepadatan tisu payudara
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita usia 45 tahun atau lebih yang memiliki minimal 75 persen jaringan padat pada mammogram memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Para ilmuwan belum tahu mengapa demikian.
9. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
Jika Anda mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause, Anda memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Selain risiko kanker payudara, estrogen plus progestin  juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, demensia dan pembekuan darah.
10. Obesitas setelah menopause
Jika Anda mengalami obesitas setelah menopause, Anda berisiko 1,5 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal.
11. Aktivitas fisik
Sebuah penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal. Dampak aktivitas fisik tidak ditemukan di kalangan wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, aktivitas fisik yang dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko kanker payudara dan berbagai penyakit lain.
Selain kesebelas faktor di atas, merokok (pasif atau aktif) dan kebiasaan makan juga berdampak terhadap risiko mengembangkan kanker payudara.

Makanan Berlemak di Masa Remaja, Kanker Payudara di Masa Dewasa

Jika Anda seorang gadis remaja, kurangilah makanan berlemak tinggi mulai sekarang juga, karena dapat membuka jalan bagi kanker payudara di masa mendatang, bahkan jika tidak membuat Anda gemuk atau kelebihan berat badan. Para ilmuwan Michigan State University (MSU) telah menemukan bahwa diet lemak selama pubertas meningkatkan risiko terkena kanker payudara semasa dewasa.
“Masa pubertas sangat penting, karena itulah masa ketika kerangka dasar dibuat untuk pengembangan kelenjar susu,” kata profesor fisiologi Sandra Haslam, direktur Pusat Kanker Payudara dan Riset Lingkungan MSU. Dia menambahkan, “Apa yang kita lihat dari penelitian pendahuluan pada hewan adalah bahwa diet tinggi lemak selama masa pubertas dapat memicu respon inflamasi yang dapat merangsang pertumbuhan kanker di masa dewasa.”
Dalam studi sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa hormon progesteron mengaktifkan gen-gen tertentu yang memicu respons peradangan di kelenjar susu. Proses ini dapat berperan penting dalam perkembangan kanker payudara. Dalam penelitian ini, diet tinggi lemak selama pubertas diketahui memiliki efek yang sama dengan progesteron, kata Sandra Haslam.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Sementara itu,  Anda para remaja putri sebaiknya memerhatikan hasil penelitian ini sangat serius. Anda tidak pernah terlalu muda untuk menjaga pola makan Anda agar tetap sehat dan seimbang. Kentang goreng, pizza, es krim, sosis, keju, sop sandung lamur dan sate kambing adalah makanan yang lezat, tetapi kurangilah porsi dan frekuensinya. Makanlah lebih banyak sayuran, buah-buahan, unggas dan ikan.

CARA PEMESANAN  ALAT :
ketik kode barang, nama anda, alamat rumah sms ke
Hp 0818277445, PIN 24F275F1 , atau e-mail ke sayyidid@yahoo.com,atau kirimi pesan di facebook.

barang dikirim 1-2 hari untuk jabodetabek, dan paling lambat 3-4 hari barang sampai ketempat anda untuk luar kota dan luar jawa melalui TIKI JNE dengan paket reguler atau POS setelah pembayaran melalui rekening BCA

MOTO saya adalah KEJUJURAN dan KEPERCAYAAN. ini adalah mata pencaharian saya dan saya ingin terus menjalankan usaha ini jadi tidak akan ada unsur penipuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar